Manifesto
MANIFESTO PIPINISME
“Painting Not to Depict, But to Penetrate”
I do not paint to describe it.
I paint to open a gate—toward a nameless space,
where form dissolves into the formless,
and color becomes the echo of what cannot be said.
Saya tidak melukis untuk menggambarkannya.
Saya melukis untuk membuka gerbang—menuju ruang yang tak bernama,
di mana bentuk menghilang tak berwujud,
dan warna menjadi gema dari yang tak terucapkan.

“Ini bukan lukisan lengkap. Ini serpihan kecil dari kesadaran yang sedang lahir—bagian dari bahasa batin yang belum selesai bicara, namun sudah mulai bergetar”
“This is not a complete painting. It is a fragment of a consciousness that is being born—a part of an inner language that has not finished speaking, but has already begun to vibrate.”
Pipinism is born from the awareness that art need not be understood. It must be experienced.
A painting is not a product, but an inner event. It becomes a door for those who are willing and able, yet remains closed to those not ready to cross.
Pipinisme lahir dari kesadaran bahwa seni tidak harus dipahami. Ia harus dialami.
Lukisan bukan produk, melainkan peristiwa batin. Ia menjadi pintu bagi yang mau dan mampu, namun tetap tertutup bagi yang belum siap menyeberang.

“My painting is not an answer. It is a portal.”
“Lukisan saya bukanlah jawaban. Ia adalah pintu.”
Each line is not representation, but resonance of moving awareness.
Each color is not a symbol, but the echo of a feeling that words cannot express. This is an invitation for those whose frequencies align—to pierce the surface and enter a deeper realm.
Setiap garis bukanlah representasi, tetapi resonansi dari kesadaran yang bergerak.
Setiap warna bukan simbol, melainkan gema dari perasaan yang tak bisa dikatakan. Ini adalah undangan bagi mereka yang gelombangnya selaras—untuk menembus permukaan dan masuk ke ruang yang lebih dalam.

Not everyone will perceive it—and that’s okay. Because this art is not made for every eye, but for souls that are sensitive and ready to feel.
Tidak semua orang akan menangkapnya—dan itu baik. Karena karya ini bukan untuk semua mata, tetapi untuk jiwa yang peka dan siap mengalami.
I do not come to explain. I come to present. And the rest... is your own journey.
Saya tidak hadir untuk menjelaskan. Saya hadir untuk menghadirkan. Dan sisanya... adalah perjalananmu sendiri.
Pipinism is not a style. It is a stance. It is the choice to not be trapped by form, but to go beyond it—
to open oneself to infinite possibilities only felt by those whose frequencies resonate.
Pipinisme bukan aliran. Ia adalah sikap. Ia adalah pilihan untuk tidak terjebak pada bentuk, tapi berani melampaui batasnya—
membuka diri pada kemungkinan tak terbatas yang hanya bisa ditemukan oleh mereka yang gelombangnya serupa.
Komentar
Posting Komentar